Kamis, 29 April 2010

Analisis SWOT

ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah salah satu teknik analisis untuk mengkaji desa dalam suatu lingkungan secara keseluruhan.
Untuk mengkaji suatu organisasi perlu dilakukan analisis dengan melihat faktor internal (yang muncul dari dalam desa) dan faktor eksternal (yang ada atau datang dari luar desa).

Faktor-faktor internal yang dapat dianalisis yaitu:
• Kekuatan (Strengths) dan
• Kelemahan (Weaknesses)
Pertanyaan kunci untuk menganalisis faktor-faktor internal:
• Bagaimana kinerja desa selama ini? (penjelasan keberhasilan baik kuantitas maupun kualitasnya) (deskripsi dan penilaian)
• Sumber daya apa yang dimiliki dan dapat mendukung keberhasilan desa? (penjelasan kuantitas dan kualitas tentang tenaga kerja, tenaga alhi, relawan, dana, informasi, peralatan, jaringan kerja, pengalaman keberhasilan, perangkat dll) (deskripsi dan penilaian)
• Sistem manajemen, kebijakan dan strategi apa yang dijalankan untuk mendayagunakan sumber daya yang ada? (deslripsi dan penilaian)
• Apakah kekuatan-kekuatan yang dimiliki desa?
• Apakah kelemahan-kelamahan yang dimiliki desa?

Sedangkan faktor-faktor eksternal, yaitu:
• Peluang (Opportunities) dan
• Ancaman (Threats)
Pertanyaan kunci untuk menganalisis faktor-faktor eksternal:
• Apa kecenderungan umum mengenai situasi dan kondisi ekonomi, politik, budaya, lingkungan yang menjadi masalah daar?
• Apa akar penyebabnya? Termasuk kebijakan-kebijakan yang baik di tingkat lokal, nasional ataupun internasional yang mempengaruhi.
• Siapakah pelaku-pelaku yang turut mempengaruhi masalah tersebut?
• Adakah pengalaman yang berguna untuk mengatasi masalah tersebut baik pengalaman lokal, nasional maupun internasional?
• Apakah ancaman-ancaman (dampak negatif) yang ditimbulkan waktu lalu, sekarang dan masa mendatang?
• Apakah peluang-peluang (dampak pesitif) yang ditimbulkan pada waktu lalu, sekarang dan masa mendatang?

Contoh analisis SWOT:
1. Strengths (Kekuatan):
• Sumber daya keuangan yang memadai.
• Sumber daya manusia dengan keahlian yang tinggi
• Infrastruktur perdesaaan yang cukup lengkap
• Jumlah keanggotaan yang besar
• And lain-lain
2. Weaknesses (Kelemahan)
• Tidak memiliki arah perencanaan strategi yang jelas
• Penggunaan fasilitas administrasi yang kurang memadai
• Tidak mempunyai kompetensi manajerial yang baik
• Terbelakang dalam penelitian dan pengembangan
• Pelayanan kepada masyarakat masih kurang
• Dan lain-lain
3. Opportunities (Peluang)
• Mengembangkan program-program penguatan sumber daya manusia
• Banyak lembaga-lembaga yang siap untuk bekerja sama
• Melakukan diversifikasi program kegiatan (mengembangkan program yang berbeda dari yang sudah ada)
• Dan lain-lain
4. Threats (Ancaman)
• Pertumbuhan organisasi yang lamban
• Intervensi negatif terhadap lembaga.
• Turunnya dukungan anggota terhadap orgasisasi
• Setiap musim kemarau kekurangan air bersih
• Dan lian-lain.




MENENTUKAN STRATEGI-STRATEGI BERDASARKAN HASIL ANALISIS SWOT

Setelah hasil analisis SWOT dilakukan yang menghasilkan faktor-faktor internal (Kekuatan / Strengths dan Kelamahan / Weaknesses ) dan eksternal ( Peluang / Opportunities dan Ancaman / Threats ), maka berdasarkan hasil tersebut digunakan untuk menentukan strategi-strategi, yaitu:
1. Startegi SO dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.
2. Strategi WO yaitu mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.
3. Strategi ST yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkana kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T).
4. Strategi WT yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor SWOT diatas ditetapkan strategi-strategi seperti di bawah ini:





















MERUMUSKAN ISU-ISU STRATEGIS:
Fokus utama atau pilihan kebijakan dasar yang akan dijalankan untuk mempengaruhi perkembangan desa ke depan.











Pertanyaan Diskusi:
• Apakah pilihan-pilihan kebijakan mendasar (eksternal dan internal) yang kan dilakukan tahun-tahun mendatang?
• Apakah goal/tujuan strategis masing-masing pilihan kebijakan?
• Apakah indikator keberhasilan masing-masing pilihan kebijakan?

Yang harus diperhatikan:
• Apakah pilihan kebijakan tresebut mamiliki dampak positif yang luas bila dilakukan? Demikian sebaliknya.
• Apakah pilihan kebijakan tersebut bisa menjadi landasan/tahapan untuk memperluas pengaruh dimasa-masa mendatang?
• Apakah pilihan kebijakan tersebut memiliki dasar-dasar pengalaman (pengetahuan, informasi, jaringan kerja) sehingga organisasi benar-benar mampu melakukannya?
• Apak pilihan kebijakan tersebut memungkinkan dilakukan dan tepat momentumnya?

Selasa, 27 April 2010

Jaringan

Salah satu cara untuk terhubung ke internet adalah dengan menghubungkan komputer Anda ke jaringan komputer yang terhubung ke internet. Cara ini banyak digunakan di perusahan, kampus-kampus, dan warnet-warnet. Sebuah komputer yang dijadikan server (komputer layanan) di hubungkan ke internet. Komputer lain di jaringan tersebut kemudian dihubungkan ke server tersebut. Biasanya komputer yang berfungsi sebagai server dihubungkan dengan sebuah Internet Service Provider (ISP) melalui kabel telepon atau melalui antena. Sedangkan untuk menghubungkan komputer ke komputer server dilakukan dengan menggunakan kartu LAN (LAN Card) dan kabel koaksial (UTP).
Model Jaringan Internet

Biaya akses internet dengan jaringan relatif lebih murah karena biaya koneksi ditanggung oleh beberapa komputer. Itulah sebabnya biaya yang Anda keluarkan untuk meng-akses internet dari warnet lebih murah daripada biaya akses dari rumah dengan menggunakan kabel telepon.

A. Saluran Telepon Langsung (Dial Up)
Apakah di rumahmu sudah terpasang saluran telepon? Jaringan telepon yang sudah merambah dengan luas. Jika sudah dan Anda memiliki komputer maka Anda terkoneksi dengan internet. Cara menghubungkan komputer Anda ke internet menggunakan kabel telepon biasa atau lebih sering disebut dengan dial up. Siapkan kabel telepon, modem, dan ISP Anda dapat mengakses internet dengan cara dial up.
Contoh Jaringan Internet Sistem Dial-Up

Kecepatan akses internet menggunakan dial up dapat mencapai 56 kilo byte persecon (kbps). Dengan dukungan teknologi kompresi data kecepatan akses internet dengan dial up dapat mencapai 4-5 kali dari biasanya. Teknologi tersebut dikenal dengan teknologi Power Surf Dial Up, dan beberapa ISP dilengkapi dengan teknologi tersebut.


B. Jaringan GPRS
Tentu Anda mengenal handphone (HP) bukan? Apakah keungulan HP dibanding telepon rumah? Tentu jawaban spontan karena sifat mobilitas HP yang dapat dioperasikan dengan berpindah-pindah atau bergerak. Sistem komunikasi bergerak di antaranya karena adanya teknologi GPRS. Apakah GPRS itu? GPRS adalah kepanjangan dari General Packet Radio Service yaitu komunikasi data dan suara yang dilakukan dengan menggunakan gelombang radio. GPRS memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan data dan suara pada saat alat komunikasi bergerak (mobile).


Kebutuhan industri akan komunikasi bergerak menyebabkan GPRS menjadi salah satu teknologi komunikasi data yang banyak digunakan saat ini. GPRS mempunyai kecepatan transfer data yang cepat, mencapai 115 kbps, namun dalam praktiknya kecepatan transfer data GPRS masih 25-30 kbps. GPRS mentransfer data dengan sistem paket. Oleh karena itu sistem perhitungan tarif layanan GPRS bukan berdasar pada lamanya penggunaan, akan tetapi ditentukan oleh besanya data yang ditransfer. Teknologi GPRS memungkinkan Anda dapat mengakses internet dari mana saja, yang penting Anda memiliki sebuah komputer, atau telepon selular yang dilengkapi fasilitas GPRS dan SIM card yang menyediakan jasa layanan GPRS. Untuk mendapatkan koneksi internet secara mobile Anda harus melakukan setting tertentu pada telepon selular Anda. Hal ini cukup menyulitkan karena setiap merek handphone dan operator telepon selular mempunyai cara yang berbeda dalam mengaktifkan GPRS.

C. Jaringan WiFi
Pernahkan Anda melihat sambungan komunikasi tanpa kabel? Teknologi itu dikenal dengan Wirelless Fidelity (WiFi). Teknologi jaringan tanpa kabel menggunakan frekuensi tinggi berada pada spektrum 2,4 GHz. Anda dapat terhubung ke internet dengan WiFi menggunakan sebuah notebook dan PDA yang dilengkapi dengan kartu WiFi (WiFi card). Namun jika notebook yang Anda gunakan menggunakan processor yang dilengkapi teknologi mobile, maka kartu WiFi tidak diperlukan. Dengan menggunakan WiFi, Anda dapat mengakses internet dengan kecepatan hingga 11Mbps. Dengan WiFi Anda tidak membutuhkan kabel untuk terhubung ke jaringan, namun Anda harus berada pada daerah yang mempunyai sinyal WiFi. Daerah yang mendapat sinyal WiFi kurang lebih daerah yang berada pada radius 100 meter dari titik akses atau hotspot.
Ada tiga komponen dalam sebuah lokasi hotspot sebagai berikut.
(1) Access Point (titik/pusat akses) yaitu perangkat yang menghubungkan teknologi wireless LAN dengan ethernet yang terdapat di komputer. Titik akses memiliki kemampuan untuk melayani pengguna hingga 128 point. Luas daerah yang dijangkau oleh sebuah titik akses mencapai 25-100 meter.
(2) Access controller (pengendali akses) yaitu perangkat yang berfungsi sebagai alat autentifikasi yang mengecek apakah seorang pengguna mempunyai hak atau izin untuk melakukan akses.
(3) Internet Link yaitu perangkat yang menghubukan lokasi hotspot dengan internet. Internet Link mempunyai kemampuan koneksi ini digunakan untuk melayani seluruh pengguna dalam satu lokasi.
Di samping keunggulan WiFi coba Anda pikirkan kelemahannya? Kelemahan akses internet dengan WiFi antara lain jarak titik akses dengan point atau komputer Anda hanya berada pada daerah sejauh 100 meter, dan sampai saat ini, masih terbatas pada tempat-tempat yang dipasang titik akses. Tempat-tempat tersebut biasanya tempat umum seperti kampus, hotel, kafe, dan bandara.

Teknologi WiFi memung-kinkan Anda mengakses internet dengan kecepatan yang tinggi, namun persyaratannya Anda harus berada pada daerah yang mempunyai sinyal WiFi. Terbatasnya daerah sinyal WiFi dan jarak jangkauan yang sangat pendek (sekitar 100 m) menyebabkan Anda hanya dapat menggunakan WiFi di daerah-daerah tertentu saja.
Contoh Skema Jaringan Wireless

Saat ini dikembangkan sebuah teknologi nirkabel baru yang disebut dengan Wireless Broadband (WiBro). Namun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan belum dipasarkan. Dibanding dengan WiFi, WiBro dapat diakses dari jarak 1 kilometer dari titik aksesnya dengan kecepatan akses 512 kbps. Akses WiBro juga masih dapat dilakukan dari kendaran yang bergerak dengan kecepatan sampai 60km/jam.

D. Jaringan TV Kabel
Pernahkan Anda mendengar Televisi/TV kabel? Siaran TV sering menwarkan perangkat TV kabel. Jaringan TV kabel untuk menghubungkan komputer ke internet telah banyak digunakan. Televisi kabel dinilai cocok terutama untuk pengguna internet dari kalangan keluarga (rumah tangga). Kelebihan mengakses internet dengan menggunakan jaringan TV kabel dapat mengakses internet setiap saat dan bebas dari gangguan telepon sibuk.

Biasanya biaya yang dikeluarkan untuk akses internet dengan TV kabel merupakan satu paket dengan layanan TV kabelnya. Karena itu pengguna jaringan TV kabel Anda bebas berinternet tanpa harus menambahkan biaya pengeluaran. Jaringan TV kabel adalah jaringan dengan jalur komunikasi data yang lebar. Hal ini TV kabel dapat melewatkan gambar bergerak dan suara. Bila TV kabel digunakan untuk internet, maka Anda akan dapat mengakses internet dengan cepat.
Bila Anda mengakses internet dengan menggunakan jaringan TV kabel, ada beberapa persyaratan yang harus Anda penuhi sebagai berikut.

* Berlangganan dengan penyedia layanan TV kabel yang dilengkapi dengan layanan internet.
* Perangkat komputer standar yang sudah dilengkapi dengan sistem operasi dan browser yang mendukung Internet .
* Cable modem dengan DOCSIS system, yaitu modem yang dirancang khusus untuk jaringan TV kabel.
* Ethernet card.

Sumber :http://info.g-excess.com/id/info/YangadaInternetJaringanKomputer.info

Internet

PENGERTIAN INTERNET Internet (inter-network)dapat diartikan jaringan computer luas yang menghubungkan pemakai computer satu computer dengan computer lainnya dan dapat berhubungan dengan computer dari suatu Negara ke Negara di seluruh dunia ,dimana didalamnya terdapat berbagai aneka ragam informasi Fasilitas layanan internet Browsing atau surfing Yaitu kegiatan “berselancar” di internet .kegiatan ini dapat di analogikan layaknya berjalan –jalan di mal sambil melihat –lihat ke took-tokotanpa membeli apapun. Elektronik mail(E-mail) Fasilitas ini digunakan untuk berkirim surat /dengan orajng lain ,tanpa mengenal batas ,waktu,ruang bahkan birokrasi Searching Yaitu kegiatan mencari data atau informasi tertentu di internet Catting fasilitas ini digunakan untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang lain di internet.pada umumnya fasilitas ini sering digunakan untuk bercakap-cakap atau ngobrol di internet world wide web(WWW) dengan world wide web(WWW) ini anda dapat mengambil, memformat ,dan menampilkan informasi (termasuk teks ,audio, grafik dan video) dengan menggunakan hypertekxt links Mailing list Fasilitas ini digunakan untuk berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan E-mail.mailing list ini digunakan untuk bertukar infomasi ,pendapat dan lain sebagainya . Newsgroup Fasilitad ini digunakan untuk berkoferensi jarak jauh ,sehingga anda dapatmenyampaikan pendapat dan tanggapan dalam internet . Download Adalah proses mengambil file dari computer lain melalui internet ke komputer kita. Upload Adalah proses meletakkan file dari computer kita ke computer lain melalui internet File transfer protocol (FTP) Fasilitas ini digunakan untuk melakukan pengambilan arsip atau file secara elektroniok atau transfer file dari satu computer ke computer lain di internet .beberapa di internet telah tersedia file atau dokumentyang siap[ untuk diduplikat oleh orang lain secara gratis . Telnet fasilitas ini digunakan untuk masuk ke system computer tertentu dan bekerja pada system komputer lain. Ghoper Fasilitas ini digunakan untuk menempatkan informasi yang di simpan pada internet servers dengan menggunakan hirarkhi dan anda dapat mengambil informasi tersebut

Sumber :http://id.shvoong.com/books/1901179-pengertian-internet/

Senin, 05 April 2010

Ergonomi

Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara Jika dua kata tersebut digabung menjadi ergonomi, berarti ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitan dengan pekerjaan.
Ergonomik adalah suatu ilmu terapan yang mengkaji metode atau pola kerja dan bagaimana meningkatkannya. Ergonomik akan mengkaji dan berusaha mencari kesesuaian antara kondisi fisik pekerja, lingkungan kerja dan jenis aktivitasnya. Hasilnya dapat berupa desain kerja yang lebih baik dari metode kerja, perangkat kerja, tempat kerja, dll. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan ergonomi yang tepat di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas kerja hingga 25%. Memang ergonomi sangat luas, karena semua jenis dan bentuk pekerjaan akan membutuhkan ergonomi, demikian pula dengan pekerjaan yang memanfaatkan.

Definisi mengenai ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979).

Perkembangan Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.

Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.

Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

Beberapa pakar juga memberikan definisi mereka sendiri tentang ergonomi. Mc Cormicks dan Sanders (1987) membagi ergonomi ke dalam tiga pendekatan, yaitu:
1. Fokus Utama
Fokus utama ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan benda kerja, prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada faktor manusianya dibandingkan ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor-faktor nonteknis.
2. Tujuan
Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar dan memperbaiki kualitas hidup.
3. Pendekatan Utama
Pendekatan utama mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap desain produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya.

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Hal ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu memperhitungkan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Keadaan ini akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut.

Bidang kajian Ergonomi
Sesuai dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa kajian utama dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai objek utama sesuai dengan prinsip fitting the task/the job to the man. Pada berbagai literatur terdapat perbedaan dalam menentukan bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya perbedaan tersebut hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya.

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, yaitu:
1. Penyelidikan tentang Display.
Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-angka, tanda-tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.
2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia.
Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya.
3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap mempengaruhi tingkah laku manusia.

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya
4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.

Perancangan atau pengevaluasian sistem kerja dengan hanya memakai pendekatan salah satu bidang ergonomi tidak akan menghasilkan solusi yang optimal bagi manusia, bidang kajian ergonomi pada akhirnya terfokus pada perbaikan sistem kerja (SB Hutabarat, 1996) dimana pengertian sistem menurut pendekatan ergonomi yaitu suatu entitas yang keluar dengan membawa suatu tujuan. Bailey (1992) mengatakan bahwa konsep suatu sistem adalah:
1. Memiliki tujuan
2. Mengetahui apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
3. Mampu mendesain komponen untuk mencapai tujuan
4. Mengkoordinasikan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan, sehingga secara menyeluruh, pendekatan ergonomi terhadap karakteristik suatu sistem adalah bahwa sistem memiliki karakter-karakter sebagai berikut:
• Memiliki tujuan
• Memiliki hirarki, dalam arti bahwa jarang ditemukan suatu sistem bersifat independen, namun suatu sistem pada umumnya adalah bagian dan sistem lain yang lebih besar
• Beroperasi dalam suatu lingkungan yang justru dapat mempengaruhi performansi sistem itu sendiri

Ergonomi Anthropometri
Istilah antopometri berasal dari kata “Anthropos” yang berarti manusia dan “Metrikos” yang berarti ukuran. Secara definisi anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain yang berbeda satu dengan lainnya (Wignjosoebroto,2003).
Selain itu, menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, yaitu: ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Anthropometri dibagi atas dua bagian, yaitu :
o Anthropometri Statis
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada permukaan tubuh. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya adalah :
• Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang. Ada saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderung setelah 60 tahun.
• Jenis kelamin
Pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
• Suku bangsa (etnis)
• Sosio ekonomi
• Konsumsi gizi yang diperoleh
• Pekerjaan
• Aktifitas sehari-hari juga berpengaruh.
o Anthropometri Dinamis
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksakan kegiatannya.
Terdapat tiga kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu :
 Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas.
Contohnya : dalam pengukuran performansi atlet.
 Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
 Pengukuran variabilitas kerja.
Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.

Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
Perancangan areal kerja (work station, interior, mobil, dll)
Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja komputer, dll.
Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometry akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut.

Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk atau Fasilitas Kerja
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk atupun fasilitas kerja akan dibuat. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal.

Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam pemakai data tersebut, yaitu : perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan,dan perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakainya.
Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim.
Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim ini terbagi atas dua yaitu perancangan berdasarkan individu terbesar (pada penelitian ini berdasarkan data anthropometri terbesar). Kedua adalah perancangan fasilitas berdasarkan individu terkecil (data anthropometry terkecil).
Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.
Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakianya.
Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya; artinya hanya sebagain kecil dari dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena terlalu mahal biayanya.

Sumber : (Sutalaksana, 1979).

Industri Manufaktur Kelimpungan

Pengamat ekonomi, David Sumual mengatakan, industri manufaktur yang kelimpungan dipicu buruknya infrastruktur sehingga perceived risk di industri ini meningkat. Perbankan pun enggan mengucurkan kreditnya. Padahal, sejak krisis 1998, porsi manufaktur terhadap perekonomian Indonesia sangat besar.

Menurutnya, manufaktur mengalami penurunan (declining) terus menerus dalam 10 tahun terakhir akibat banyaknya hambatan dari sisi infrasturktur. “Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya pemihakan pemerintah terhadap sektor ini sangat besar,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (26/1).

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat menargetkan industri manufaktur tahun 2010 bisa tumbuh 4,6% atau lebih tinggi dari 2009 yang diperkirakan tumbuh 1,84%. Hal ini didukung seluruh subsektor industri yang mulai tumbuh positif.

Hidayat mengatakan pertumbuhan terbesar subsektor industri masih disumbang industri makanan, minuman dan tembakau yang dipoyeksikan tumbuh 6,64%. "Saya mohon dukungan semua, karena target itu memang sangat optimistis dengan pertaruhan diri saya sendiri," katanya dalam Workshop Business Strategy di Jakarta, Selasa (26/1).

Proyeksi yang sangat optimistis, lanjut Hidayat terutama bergantung pada percepatan di sektor infrastruktur, energi dan kelistrikan. “Bahkan, saya menargetkan pertumbuhan manufaktur bisa mencapai 7% pada 2013,” timpalnya.

David Sumual kembali mengatakan, target pertumbuhan 4,6% menjadi realistis jika pemerintah memberikan insentif dan kemudahan dalam berusaha. Sejak krisis 1998, industri manufaktur terhalang sektor infrastruktur. “Spending untuk sektor infrastruktur semakin kecil akibat pendanaannya yang memang kurang,” ucapnya.

Otomatis, hambatan infrastruktur akan mengganggu daya saing industri manufaktur dalam negeri dibandingkan negara lain yang juga melakukan pengembangan sektor ini. “Padahal, produk manufaktur selain untuk kebutuhan dalam negeri juga untuk diekspor,” tukasnya.

Di sisi lain, daya serap sektor ini untuk tenaga kerja sangat besar. Memang, dari sisi daya serap tenaga kerja masih didominasi sektor pertanian. Tapi, satu industri manufaktur bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dibandingkan sektor jasa, keuangan dan sektor lainnya.

Selain hambatan infrastruktur, sektor perbankan pun ‘pelit’ mengucurkan kredit ke industri manufaktur. Perbankan selalu kembali pada sisi risiko. Jika bank melihat industri lemah daya saingnya dibandingkan industri lain secara otomatis, perceived risk manufaktur akan meningkat. “Ini berpangkal pada infrastruktur,” timpalnya.

David hanya melihat beberapa industri saja yang bersaing. Selebihnya kurang menarik dibandingkan sektor plantation, komunikasi, dan transportasi. “Kalau dilihat risiko, otomatis bank akan menahan diri. Bahkan bukan hanya perbankan, termasuk juga investor,” ungkapnya.

Kucuran kredit untuk sektor industri hingga November 2009 hanya mencapai Rp243 triliun atau hanya 17,39% dari total outstanding kredit Rp1.397 triliun. Sementar kucuran kredit untuk sektor perdagangan mencapai Rp290,4 triliun atau 20,7% dari total kredit.

Padahal, di tahun-tahun sebelum krisis, kucuran kredit untuk sektor manufaktur mencapai di atas 20%. “Pada 2.000 kredit untuk manufaktur mencapai 39%,” pungkasnya

Sumber :http://www.inilah.com/news/read/ekonomi/2010/01/27/307351/industri-manufaktur-kelimpungan/

Industri Manufaktur Otomotif Indonesia Bergairah

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti diketahui, dalam dua bulan pertama ini, pasar kendaraan bermotor -terutama sektor otomotif - tumbuh subur. Berarti, efek positifnya merembet ke kinerja industri manufaktur nasional. Sementara pertumbuhan industri nasional pada kuartal pertama 2010 diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi 3,5-4 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,88 persen.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Deddy Mulyadi menyatakan, aktivitas sektor otomotif mulai bergeliat sejak kuartal terakhir 2009 dan terus berlangsung hingga awal tahun. Bahkan menyumbangkan sekitar 29 persen terhadap total pertumbuhan industri tahun ini berada di bawah sektor makanan dan minuman (mamin) 32 persen. "Sektor otomotif dan makanan-minuman (mamin) olahan akan menjadi motor penggerak pertumbuhan industri pada tahun ini," jelas Deddy, Selasa (9/3).

Seperti diketahui, penjualan mobil dalam dua bulan pertama tahun ini menjunjukkan peningkatan yang signifikan dari periode sebelumnya. Selama Januari-Februari 2010 total penjualan mobil tercatat 102.472 unit meningkat 41,9 persen dari periode yang sama tahun lalu 72.185 unit.

Deddy melanjutkan, dengan dua motor penggerak ini maka pertumbuhan industri akan membaik pada tahun ini dibanding realisasi 2009. Kemenperin di awal tahun memprediksi pertumbuhan industri pada 2010 akan berada di kisaran 3,9-4,5 persen, naik dibanding posisi 2009 sebesar 2,52 persen.

Tapi, lanjutnya, rencana kenaikan tarif pajak mobil akan membuat pertumbuhan sektor otomotif kembali terganggu. Ujungnya, berpotensi merontokkan pertumbuhan industri tahun ini secara keseluruhan.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johnny Darmawan mengaku juga mengkhawatirkan ancaman pajak progresif. Johnny menjelaskan, peningkatan pasar mobil yang baru pulih dari krisis sebaiknya dijaga jangan justru ditekan dengan komponen pajak.

"Selama situasi politik di jaga seperti kasus Bank Century dan pajak tak diterapkan tahun ini akan postif otomotif kita. Pajak ini memang ancaman," ujar Johnny.

Sumber :http://otomotif.kompas.com/read/xml/2010/03/10/08422113/Industri.Manufaktur.Otomotif..Bergairah

Industri Farmasi

Industri Farmasi yang Berjaya

Thriving Pharmaceutical IndustryBanyak perusahaan farmasi besar mendirikan kantor pusat regional dan pabrik manufakturnya di Singapura, karena tertarik dengan bagusnya infrastruktur fisik dan peraturan, konektivitas global dan ketersediaan tenaga kerja ahli di sini.

Perusahaan farmasi global terkemuka yang telah memilih Singapura sebagai basis manufaktur globalnya antar lain Abbott, GlaxoSmithKline, Lonza, Merck & Co, Novartis, Pfizer, Sanofi-Aventis and Schering-Plough. Perusahaan ini menjalankan pabrik multi-guna yang mampu membuat aneka bahan farmasi aktif (API), biologi dan nutrisi.

Yakin dengan keunggulan kompetitif Singapura, banyak perusahaan melakukan diversifikasi kegiatannya untuk melakukan kegiatan manufaktur di luar API. Contoh-contoh penting antara lain:

* Pada tahun 2007 Novartis mengumumkan akan membangun pabrik manufaktur terbesarnya di Singapura. Pabrik senilai S$1,02 miliar ini akan menghasilkan obat-obatan mutakhir yang dibuat dari sel hidup.
* Pada tahun 2006 Abbott mengumumkan pembangunan pabrik pembuat bubuk nutrisi senilai S$450 juta di Singapura, yang merupakan investasi terbesar pertamanya di Asia dan merupakan investasi nutrisi terbesarnya sampai saat ini.
* GlaxoSmithKline (GSK) telah melakukan investasi besar di Singapura sejak 1998. Investasinya mencakup fasilitas pengembangan senilai S$100 juta untuk membuat produk-produk respirasi, pusat teknologi obat-obatan senilai S$50 juta, fasilitas rintisan Litbang baru senilai S$115 untuk memenuhi luasnya kebutuhan perusahaan-perusahaan kimia barunya. Pada tahun 2006, GSK membangun pabrik pembuat vaksin pertamanya di Singapura. Direncanakan beroperasi pada tahun 2010, pabrik vaksin senilai S$300 juta ini merupakan investasi bidang vaksin terbesar GSK di Asia.
* Lonza Group and Bio*One Capital mengumumkan pada tahun 2006 bahwa mereka membangun fasilitas kultur sel mamalia berskala besar di Singapura untuk memproduksi biofarmasi komersial. Sebagai fasilitas manufaktur mamalia berskala besar ke dua milik Lonza, fasilitas ini akan mencakup hingga 4 bioreactor train mamalia.
* Schering Plough membuka Biotech Sterile Manufacturing Facility dan Tablet Facility untuk melengkapi operasi pembuatan produk internasionalnya agar dapat memenuhi kebutuhan global yang semakin meningkat. Pabrik multi-guna ketiganya ini mulai berproduksi tahun 2005.
* Pada tahun 2005, Novartis melakukan upacara pembukaan untuk pabrik farmasi barunya yang bernilai US$180 juta yang akan menghasilkan produk farmasi Novartis baik yang baru maupun yang sudah ada.
* Pada tahun 2004, Pfizer membuka fasilitas multigunanya yang bernilai US$350 juta di Singapura, yang merupakan pabrik pembuat Bahan Farmasi Aktif (API) berskala besar pertamanya di Asia.
* Merck Sharp & Dohme (MSD) mendirikan fasilitas bulk active farmasi pada tahun 2001 dan membuka fasilitas formulasi farmasi baru pada bulan Oktober 2003.

Sumber :http://www.singaporemedicine.com/id/leadingmedhub/biomed_mfg.asp